Selasa, 14 April 2009

Beredar Kunci Jawaban yang Diduga Palsu

Bandung, Kompas - Hari pertama pelaksanaan ujian nasional tingkat sekolah menengah atas dan sederajat di Jawa Barat, khususnya Kota Bandung, Selasa (22/4), diwarnai penyimpangan yang menjadi momok dari tahun ke tahun. Salah satunya, beredarnya kunci jawaban yang diduga palsu di kalangan peserta ujian nasional.Kunci jawaban palsu yang beredar melalui layanan pesan singkat (SMS) ini ditemukan di sejumlah sekolah di Kota Bandung. Laporan disampaikan kepada Dewan Pendidikan Kota Bandung. SMS yang tersebar luas itu berisi jawaban soal ujian Matematika (IPS) dan Bahasa Indonesia dalam dua tipe.Iwan Hermawan, anggota Dewan Pendidikan Kota Bandung, yang ditemui saat memantau di SMAN 3 Kota Bandung, mengatakan, ada kemungkinan kunci jawaban itu palsu, dan dibuat oleh oknum berkepentingan untuk mengganggu kelancaran ujian nasional (UN). Namun, ia khawatir, siswa telanjur memercayai kunci jawaban ini."Kami (sekolah) sudah jauh-jauh hari menginstruksikan siswa agar tidak terkecoh kisi-kisi atau kunci jawaban ini," tuturnya. Beberapa siswa yang ditemui Kompas sempat menanyakan kebenaran kunci jawaban itu. Bahkan, beberapa dari mereka menyesal tidak sempat mendapatkannya. Terkait hal ini, Kepala Subdinas Pendidikan Menengah Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jabar Syarif Hidayat menegaskan, kunci jawaban yang beredar adalah palsu."Tidak mungkin yang asli beredar. Sebab, itu hanya ada di pusat (Pusat Penilaian Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional). Ini hanya perbuatan orang iseng. Ujung-ujungnya, anak-anak yang menjadi korban. Kami imbau, siswa jangan terkecoh," ujarnya. Tiga tahun terakhir ini persoalan senada selalu terjadi. Pada tahun 2007, kasus ini telah meluas dan mengakibatkan Inspektorat Jenderal Depdiknas turun tangan ke Bandung.Presiden Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) Firmansyah Noor belum bisa memastikan validitas kunci jawaban itu. Pihaknya baru akan memeriksa soal untuk dicocokkan dengan kunci jawaban itu. "Kalau cocok, berarti memang ada dugaan kebocoran," ujarnya. Akhir pekan lalu AGMI sempat mengadu ke Puspendik terkait temuan kisi-kisi ujian nasional. Tunanetra terabaikanDi beberapa tempat, pelanggaran yang mencolok antara lain masih ditemukannya guru Bahasa Indonesia dan Matematika yang berada di sekolah, bahkan mengawas, saat dilangsungkan ujian hari pertama itu. Padahal, Poin 5 Keputusan Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 984/BSNP/XI/ 2007 tentang Pedoman Operasi Standar Ujian Nasional menyebutkan, guru bidang studi tidak boleh hadir di sekolah pada saat mata ujian yang diampunya diujikan.Di Sekolah Luar Biasa Negeri A Bandung, pelaksanaan UN sempat molor 30 menit lebih dari jadwal semestinya. Sebab, lembar soal ujian Bahasa Indonesia ternyata tertukar dengan lembar Bahasa Inggris.Kondisi ini sempat membuat panik peserta. Di tempat ini tidak tersedia pula soal ujian dengan format normal. Peserta dengan penglihatan rendah (low vision) pun dirugikan karena harus menyesuaikan dengan soal braille. (jon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar